Berita Daerah
Nenek Maryamah 74 Tahun Dan Naila Putri Di Desa Tarahan Butuh Bantuan Kursi Roda
Lampung Selatan,www.beritaindonesia.org — Malang nian nasib Naila Putri (14), dan nenek Maryamah (74) tahun sama sama warga dusun gubuk garam Desa Tarahan Kecamatan Katibung Lampung Selatan ini terpaksa harus terpaku menghabiskan waktu di rumah saja. Organ kakinya tak lagi mampu menopang berat badan setelah lumpuh sekitar 14 tahun yang lalu dan dia membutuhkan kursi roda, pasalnya anak yang lahir pada 2011 silam itu mengalami lumpuh sejak lahir.
Anak yang lahir dari pasangan suami isteri Enjun dan Asnani itu hanya bisa merangkak atau meggunakan pantatnya jika ingin bermain bersama sahabatnya.
Enjun, ayah Naila Putri mengisahkan, pada saat dilahirkan, tidak ada tanda-tanda kelumpuhan pada anaknya tersebut. Mereka berpikir bahwa Naila Putri akan bertumbuh dan berkembang sama seperti anak-anak lainnya.
“Pada waktu lahir kami mengira bahwa Naila Putri ini dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik, tetapi ternyata kami salah.
Sampai saat ini dia belum bisa jalan dan berbicara normal,” tutur Enjun dengan wajah sedih pada, kamis(26/9/2024).
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa mengetahui anaknya itu lumpuh ketika Naila Putri genap menginjak usia 2 bulan.
Pada usia dua bulan itu lanjutnya, dia sebagai Ayahnya mulai gelisah melihat anaknya sakit tapi sakitnya panas tinggi dan memutuskan untuk mencari pengobatan tradisonal agar Naila Putri bisa sembuh.
Namun semua usaha yang dilakukan oleh orang tuanya hanya berakhir sia-sia. Naila Putri tetap tidak bisa berjalan dan berbicara.
“Isteri saya mulai gelisah. Ia terus memikirkan nasib dari Naila Putri.
Meskipun semua usaha yang dilakukan gagal, Enjun dan Asnani tidak pernah putus asa dalam memperjuangkan nasib anaknya.
karena keterbatasan biaya, mereka mengurungkan niat untuk membeli kursi roda yang harganya berkisar sekitar satu juta tujuh ratus ribu rupiah.
“Waktu itu kebetulan saya memiliki uang yang saya tabung dari hasil mencari rumput laut. Jumlahnya satu juta rupiah. Kami coba tawar harga kursi roda. Pelayan tokoh mengatakan harga kursi roda sekitar satu juta tujuh ratus ribu rupiah, sehingga kami batal untuk membelinya”, kata sang ibu, Naila Putri.
Keadaan Ekonomi Memperihatinkan
Naila Putri tinggal bersama orang tuanya di sebuah semi permain kecil yang hanya berdinding papan dan berlantaikan tanah.
Orang tuanya bekerja sebagai pencari rumput laut. Hasil pencarian rumput laut yang mereka dapat sangat sedikit bahkan tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka.
Ibu Naila Putri, terpaksa harus menjadi tukang sayuran untuk menambah penghasilan. Hasil dari berjualan sayuran itu ia gunakan untuk menafkahi keluarganya membantu suaminya.
Ibu dari Naila Putri sangat berharap ada bantuan kursi roda dari pihak yang ingin memberikan bantuan untuk anaknya. ( Hendar)
