Berita Daerah
Di Duga Selalu Menghindar Saat Di Konfirmasi, Ketua LMP MAC Gading Akan Laporkan Kakon Mataram
Pringsewu, www.beritaindonesia.org Herdi Eko Putranto Ketua MAC Laskar Merah Putih Gadingrejo Pringsewu geram dengan sikap kepala pekon Mataram Kecamatan Gadingrejo yang selalu menghindari wartawan saat Ingin di konfirmasi.
Pasalnya kepala pekon Mataram diduga fiktikan bantuan bibit padi dan bibit cabe senilai 14 juta dengan dalih dana bantuan di silpakan.
Herdi Eko Putranto di kediamannya kepada awak media mengatakan (13/04) “artinya Rahmat selaku kepala pekon Mataram tidak mengerti fungsi jurnalis itu apa, dia tidak paham agar berita bisa berimbang salah satu langkah jurnalis harus konfirmasi apa lagi jurnalis itu jelas dilindungi dengan undang undang nomor 40 tahun 1994 dan juga ada undang undang tentang informasi keterbukaan publik.
Sejatinya dana desa itu untuk kesejahteraan masyarakat bukan untuk pribadi, apabila ada dana desa yang di silpakan apa gunanya Musrembang apa gunanya musyawarah, artinya itu tidak benar artinya perencanaan tersebut gagal dan itu harus di audit ulang.”ucapnya”
Menurut eko Kalau mau kaya jangan jadi pejabat jadi pedagang saja karena mengemban amanah sebagai kepala pekon itu tidak mudah apa lagi ada anggaran dana dari negara nilainya fantastis.”imbuhnya”
Kita selaku MAC LMP Gadingrejo akan mengambil sikap dengan adanya kejadian ini karena ini masalah serius, “masih menurut eko” segera laporkan kepada Aparat Penegak Hukum APH Kepala pekon mataram agar tidak terjadi seperti ini lagi bukan hanya pekon mataram untuk pekon yang lainnya juga khususnya kabupaten Pringsewu.”ujarnya”
Terpisah Ngatiman selaku ketua gapoktan peko Mataram kecamatan gading Rejo prinsewu saat di konfirmasi oleh awak media ini beliau mengatakan kami benar mendapat bantuan bibit padi bukan dari pekon tapi dari dinas pertanian
Ditempat terpisah Yati selaku KETUA KWT pekon mataram menatakan bahwa kami tidak mendapat bantuan bibit cabai
Ditempat berbeda Iyus selaku ketua TPK, memberikan keterangan bahwa bibit padi tidak jadi di belanjakan karna tidak ada dana talangan dan anggaran tersebut di kembalikan ke rekening desa.”elaknya”(TIM)
